“Ketenangan laki - laki dalam menghadapi
masa depannya adalah jauh lebih berbahaya daripada marah - marahnya seorang
perempuan”
Ungkapan yang saya hasilkan diatas seolah
menggungah ketenangan diri saya pribadi. Ketika membacanya ulang, bukan hanya laki
– laki yang saya bayangkan, namun juga sesosok manusia yang kiranya belum memiliki
kesempurnaan dalam menitih masa depan. Orang itu adalah diri saya sendiri.
Ketegasan itu perlu, bila tidak tegas maka
bersiaplah menuju kegagalan. Kata KH. Baidowi M, “Niat ingsun mekso awak
Lillahita’ala”. Pepatah satu ini mengandung banyak arti yang sebelumnya tidak
kita sadari. Banyak segala aktifitas yang secara tidak sadar kita lalui selaras
dengan mengalirnya sumber air di pegunungan.
Namun yang perlu diingat kemballi adalah,
kita bukan air. Kita adalah makhluk hidup yang dibekali akal pikiran dan
perasaan sehingga fungsi yang dimiliki tidak hanya sebatas memancarkan sumber kehidupan.
Jangan hanya mengalir saja, jangan biasa –
biasa saja. Jadilah kayu penegak yang mampu menyanggah diri sendiri, dan juga
menjadi tempat sandaran bagi tanaman disekelilingnya...
Mengapa?
(to be continou)
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
Bukit Cemara Tidar F3 No 4
0 komentar:
Posting Komentar