Ulurkan kedua tanganmu dan rasakanlah, saat
para malaikat sedang menjabatmu dengan menghaturkan salam “Assalamualaikum,
wahai ahli iman, ahli ibadah”
Selasa, 7 Juli 2015. Dengan
serentak masyarakat dari berbagai dusun di desa Sukosongo Kembangbahu, Lamongan
mengadakan acara yang mereka sebut “Malam
Selikuran”. Kita dapat menyebutnya
dengan peringatan malam ke-21 Ramadhan.
Berbagai cara yang berbeda diadakan
untuk menyambut malam ini termasuk ceramah agama dan istighosah. Pertanyaannya,
ada apa di malam ke-21 Ramadhan? Ternyata masyarakat yang mengadakan perayaan
tersebut pun masih banyak yang belum tahu jawabannya. Perayaan ini dianggap
sebagai adat yang sudah biasa dilaksanakan, tanpa harus faham apa maksud yang
terkandung.
Untuk mengetahui jawaban dari
pertanyaan di atas, kita dapat mengacu pada pendapat para ulama islam. Mereka
menyebutkan bahwa 10 malam terakhir di bulan ramadhan, yakni dari malam 21
sampai selesai, adalah malam yang spesial. Di dalamnya terdapat satu malam yang
disebut malam lailatul qodar, malam
diturunkannya Al-Quranul Kariim. Masyarakat
sering mengartikannya dimana satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Maka
ketika siapa saja beribadah di malam tersebut pahalanya sama dengan beribadah
seribu bulan lamanya atau 83 tahun.
Dr. Moh. Yahya, pendiri kampung
islam di Melbeorne Australia dalam ceramahnya menjelaskan satu rahasia lailatul
qodar yang sangat jarang diungkapkan. Yakni dalam surat Al-Qodr ayat ke-4. Beliau menggambarkan bahwa di malam lailatul qodar jibril beserta jutaan
malaikat akan turun dan memenuhi langit-langit bumi dari maghrib sampai subuh.
Mereka akan bertebaran ke penjuru tempat terutama masjid untuk mencari manusia-manusia
yang dirindukannya. Dan beruntunglah bagi siapa saja yang beribadah di malam
tersebut, karena para malaikat akan menjabat tangannya dengan mengucap
Assalamualaikum yaa ahlul iiman. Gemetar tangan manusia tersebut dan bercucuran
air matanya. Dialah penggenggam lailatul qodar yang akan diberikan keberkahan
oleh Allah SWT.
Beliau menambahkan lailatul qodar
yang sesungguhnya bukan tentang malam ke berapa kita harus beribadah, namun
lebih kepada pantaskah kita mendapat berkah didalamnya. Untuk itu, di hari-hari
terakhir Ramadhan ini adalah waktu untuk memantaskan diri. I’tikaf di masjid,
memahami Al-quran, sholat malam dan berdoa adalah beberapa caranya.
Sekali lagi ulurkan kedua tangan
dan yakinkan diri “Jika aku sungguh-sungguh beribadah saat ini, maka malaikat
akan berebut menyalamiku dan keberkahan lailatul qodar dalam genggamanku”
Dyah A Fitriana ~
0 komentar:
Posting Komentar