Adzan berkumandang, tapi Tetap kupacu motor. Nanti dulu lah sholatnya.
Kan waktu ashar masih panjang. Sampai di rumah yang kutuju, ternyata sang tuan
rumah tidak ada. Kemana gerangan beliau? Apa mengisi training atau semacamnya?.
Seorang wanita muda yang cantik dengan mukenah putihnya menoleh. Istri sang
tuan rumah. Sholat dulu yuk, dia berkata
Jleb. Hatiku rasanya mak jleb. Malu pada
diri yang sedari tadi ingin menunda sholat.
Masjid kompleks tak seberapa jauh dari
rumah beliau. Tapi sepi, sangat sepi. Apalagi ini ashar masih banyak yang
bekerja dan semacamnya. Namun kembali diriku dikejutkan dengan seorang kukenal
yang sedang sholat sunnah di dalam masjid. Yah itulah tuan rumah yang ku
maksud.
Selepas sholat segera aku bertamu ke
rumahnya. Kali ini lebih hidup karena sang istri ikut menemani. Mereka
bercerita banyak sekali tentang pengalaman di tanah suci. Tentang bagaimana
perjuangan mereka hingga bisa berumroh dengan keluarga besar, tempat-tempat
yang mulia yang mereka kunjungi, perjuangan untuk beribadah di tempat-tempat
yang begitu mustajab. Semuanya membuatku terpana. Sering aku ditanya tentang
tempat ini itu, dan aku tak tahu. Begitu malu rasanya, sangat malu.
Asal tahu saja kenapa aku begitu malu pada
mereka. Lima bulan yang lalu, mereka bukanlah keluarga yang seperti ini. Kerap
aku kesana, namun canggung terasa. Hanya sang suami yang menemui dan begitu
formal. Beliau adalah seorang trainer muda dan juga pengusaha, dulu kekenal
sangat stylish dan dengan baju serta semua serba mahal nan gonta ganti. Sang
istri pun tak pernah kulihat menemuiku untuk sekedar memberi senyum. Namun kali
ini beda. Saat ashar tadi kulihat wajah yang dulunya penuh ambisi itu
tersungkur dalam dekapan sajadah. Mata mereka
berkaca ketika menceritakan pengalaman di makkah dan madinah. Terlihat
jika sangat rindu ingin kembali beribadah di sana.
Subhanallah, memang segala kehendak hanya
milikNya. Tak ada yang tahu baik buruk manusia kecuali Dia. Tidak ada satupun
yang tahu, mungkin saat ini orang itu begitu lalai namun kemudian kecintaan
padaNya melebihi kita yang sedari kecil sudah digembleng agama. Atau mungkin
yang sedari kecil sudah belajar agama namun sampai saat ini pengetahuan agama
serta kecintaan pada Rabb masih sangat dangkal. Memang benar DiberikanNya
Kemuliaan pada siapa yang dikehendaki dan diberikanNya kerajaan pada siapa yang
dikehendaki. Semoga kita akan terus bergerak lebih baik untuk mendapat
ridhoNya. Semoga Allah memberikan kesempatan pada kita untuk selalu
mencintaiNya. Aamiin.
Dyah Ayu Fitriana Yesss
Lobby Microteaching UIN Malang
0 komentar:
Posting Komentar