oleh: Ninis Nofelia MPAF
Subhanalloh walhamdulillah wa laa ilaaha illalloh wallohuakbar….
Terkadang sering kita tak sadar akan suatu hal karena terlarut
dengan berbagai kesibukkan dalam menjalani aktivitas harian. Tak menyadari akan
jalan cerita hidup yang sedang berlangsung. Titik mula hingga titik yang sedang
dijalani sekarang. Rasanya hidup seperti mengalir begitu saja. Padahal jika diteliti
sejenak, besar kemungkinan berbagai cerita hadir dari berbagai implikasi, baik
itu secara sederhana maupun kompleks.
Berbicara mengenai implikasi, jadi teringat pelajaran logika
matematika*hehe*. “If-Then” adalah
sepasang sejoli yang kebanyakan digunakan oleh matematikawan untuk “making
decision”. Yah begitulah, bisa disimpulkan bahwa setiap langkah dalam
cerita hidup adalah sebuah keputusan. Keputusan darimana? Keputusan yang
berasal dari wilayah vertikal dan wilayah horizontal. Layaknya diagram
kartesius. Kita yang memiliki status sebagai hamba, berada pada wilayah
horizontal. Dan Allah sebagai Sang Khaliq berada pada wilayah vertikal. Bila ditarik
garis antara kedua wilayah itu, maka disanalah letak alamat titik keputusan.
Bahkan jika digabungkan alamat titik-titik itu, maka akan terbentuk suatu
fungsi kurva (Nah, akan nampak polanya).
Wilayah horizontal
adalah sebuah anugrah yang luar biasa dari Allah. Berbagai kesempatan dan
kemampuan yang diberikan Allah yang selalu diasah dapat dijadikan modal untuk
mengambil sebuah keputusan *subhanalloh*. Misalnya, secara tak sadar pernahkah
kita berpikir, mengapa kita hari ini memilih warna pakaian seperti itu dengan
setelan bawahan seperti itu, dan sangat yakin bahwa apa yang kita kenakan
adalah sesuatu yang bagus dan matcing? Atas dasar apa mengambil
keputusan untuk mengenakan pakaian itu? mungkin bisa jadi sebelumnya sudah
mempelajari ilmu fashion atau mendapat beberapa referensi dari majalah fashion,
sehingga mengambil keputusan untuk mengenakan setelan pakaian yang demikian.
Akibat ada karena suatu sebab. Mungkin itu yang dapat diambil. Bisakah kita
menentukan akibat? Insahaa Allah bisa. Yuk kita simak firman Allah Ar-Ra’d ayat
11:
....إِنَّ
اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
....
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib
suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka
” .
Ayat di atas mengulas eksistensi
upaya manusia untuk menggapai ketentuan Allah. Allah ta’ala adalah Pemegang
penuh suatu keputusan, tapi Allah juga menyuruh kita untuk berusaha dalam mengambil
sebuah keputusan. Berusaha dan berdoa. Itulah tuntunannya. Apabila kita sudah
merasa maksimal dalam berusaha dan berdoa, namun hasil belum sesuai harapan
kita. di sinilah wilayah Kekuasaan Allah. Semoga titik keinginan kita dan titik
keinginan Allah terjadi kemufakatan.
QS.Al-Ahqaaf: 15
0 komentar:
Posting Komentar