Hakikat
kalimat uhibbuka/ki fillah itu dapat diibaratkan sebagaimana formulasi maslahah
dalam konsep ekonomi islam.
M=
π + B, dimana M= Maslahah; π= profit (dunia);dan B= Berkah (akhirat). Maka jika
dimasukkan kedalam rumus tersebut dapat disimpulkan bahwa jika kita mencintai
sesuatu/seseorang hanya karena ketampanannya, kepintarannya, kecantikannya,
hartanya maka yang didapat hanyalah dunia saja yang manfaatnya hanya bisa diambil
dalam sekejab saja. Tapi jika kita mencintainya juga karena jalan Allah, maka
tidak hanya dunia, akhirat pun mengikutinya begitu juga maslahah yang akan jauh
lebih besar.
Hukum utilitas marginal yang semakin berkurang menyatakan
bahwa, ketika jumlah suatu barang yang dikonsumsi meningkat, utilitas marginal
dari barang tersebut cenderung berkurang. Semakin sering mengkonsumsi barang
tersebut, maka pada satu titik tertentu akan timbul kejenuhan atau kepuasan
yang semakin berkurang. Misalnya, jika kita mengkonsumsi es krim saat pertama
kali maka kita akan mendapatkan tingkat kepuasan atau utilitas tertentu. Tetapi
kepuasan tersebut akan semakin berkurang jika kita menambah konsumsi untuk yang
kedua, ketiga dan seterusnya dalam satu waktu. Bahkan jika kita menambah es
krim cukup banyak, bukan kepuasan yang akan didapat, melainkan kita bisa jatuh
sakit.
Begitu pula cinta, mungkin saat pertama kali mengucapkan kata
cinta, timbul kepuasan yang amat besar. Namun jika terlalu sering diucapkan
yang ada hanyalah kehambaran tidak manis, tidak asin, tidak asam, bahkan terasa
pahit sekali. Jadi jangan mudah mengucapkan cinta, kalau kau belum siap untuk
bercinta. Diamkan dulu lisanmu. Tunggu saat yang tepat, dimana semuanya telah
siap untuk didapat.
(Pasca kuliah
microekonomi)
Kunci seorang pelari marathon yang
hebat adalah tingkat kefokusannya untuk mencapai garis finis dan kuat tidaknya
tali sepatu. Demikian pula para pejuang cita- cita. Kunci utamanya adalah focus.
Focus dengan apa yang dicita- citakannya serta menguatkan “tali sepatu” agar
tidak mudah jatuh dan dapat memberikan kekuatan kaki meringkankan dalam berlari
mencapai cita- cita.
(Pasca membaca berita sepakbola)
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
Farla A.s
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
Farla A.s
0 komentar:
Posting Komentar