Oleh:
Ninis Nofelia MPAF
Ketika ada seseorang yang
mengingatkan pada kita “sabar ya…”, apa
yang ada dalam benak kita?? pastinya kita akan merasakan bahwa seseorang itu
sedang berupaya untuk menghibur kita agar kita merasakan ketenangan setelah
mengalami sesuatu yang mungkin tidak mengenakkan bagi kita. Tahukah?? Kesabaran adalah sesuatu yang penting dan
mulia. Sebagaimana firman Allah bahwa Allah bersama orang-orang yang sabar. Subhanalloh…
siapa yang tidak senang bila selalu dibarengi dengan Tuhannya seluruh
makhluk?? Bahkan Allah bersumpah bahwa hamba-hambaNya akan terhindar dari
segala kerugian bila saling mengingatkan kesabaran kepada saudaranya. Apalagi jika
kita menjalankannya? sebagaimana dalam firmanNya dalam surah Al-Ashr bahwa
sesungguhnya menusia berada dalam kerugian, kecuali untuk orang-orang tertentu,
salah satunya adalah orang-orang yang saling
menasehati supaya mentaati kebenaran dan menetapi kesabaran, dan ternyata
kesabaran memiliki tingkatan. Berikut tingkatannya:
ü Tingkatan yang
pertama dan yang paling bawah adalah kesabaran atas musibah yang menimpa. Karena
kesedihannya tak dirasakan seterusnya. Rasa sedih itu akan terkikis seiring
dengan berjalannya waktu. Misalkan ketika diberi musibah bencana tsunami,
apakah akan terus ia rasakan kepedihannya secara berkepanjangan? Karena tsunami
tak selalu terjadi dalam setiap menit kehidupannya, dan bila terjadi, maka
kenangan yang ia rasakan pahit itu akan berangsur hilang seiring dengan
berjalannya waktu, dan semuanya akan berjalan seperti biasanya. Disini
dianjurkan untuk tidak berprasangka buruk terhadap Allah, karena tentunya Allah
tidak menimpakan sesuatu tanpa suatu maksud, melainkan ada hikmah terpendam di
dalamnya. Maka dianjurkan untuk kita untuk menggalinya dan selalu memuji Allah
dalam setiap keadaan yang terjadi. “Alhamdulillah ala kulli haal”.
ü Tingkatan yang
kedua adalah kesabaran dalam menjauhi kemaksiatan kepada Allah. Luar biasanya
kesabaran pada tingkatan yang ke dua ini, karena ia dengan sepenuh hatinya
sabar dalam menjauhi segala godaan kemaksiatan kepada Allah di setiap menitnya
yang selalu menawarkan kenikmatan sesaat yang sebenarnya menyebabkan hilangnya
ketenangan yang berjangka panjang. Misalnya, Sabar untuk menjauhi zina, sabar
untuk tidak mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya, sabar untuk menahan
kemarahan, dan sebagainya. Bayangkan saja, ia harus melawan hawa nafsu tak
sehat yang membara pada dirinya. Berapa banyak
upaya yang ia kerahkan dalam melawan pergolakan itu? Dalam perkara zina
misalnya, mungkin saja akan merasakan kesenangan dalam bercanda tawa sambil
menggandeng dan memeluk lawan jenis yang disukainya, namun apabila dia bukanlah
yang halal baginya, apakah tenang hidupnya? Apakah kelak sanggunp
melupakan kenangan itu, bila ternyata
dia bukan jodohnya? Atau apabila terjadi sesuatu yang tak berkenan, sanggupkah merasakan melahirkan generasi yang tak
dilandasi dengan akad yang disahkan oleh agama dan negara? banyak menanggung
beban dan rasa malu, terlebih lagi dosa. nikmat sesaat, namun pusing
berkepanjangan bukan?? Betapa luar
biasanya segala perintah Allah yang selalu
mengandung hikmah di dalamnya. Karena Allah sangat sayang terhadap
hamba-hambaNya, agar hamba-hambaNya selalu tenang dalam menjalani kehidupannya.
ü Tingkatan
tertinggi dalam kesabaran adalah sabar dalam menjalani ketaatan kepada Allah
SWT. Subhanalloh, inilah setinggi-tingginya tingkatan kesabaran. Sabar dengan
sepenuh hati untuk selalu lurus dalam menjalani kehidupan ini. Hidup berdasarkan
tuntunan yang telah diperintahkan Allah SWT. Mengapa ini yang menjadi tingkatan
tertinggi? Bayangkan saja, untuk mempertahankan sesuatu agar tetap pada
posisinya, berapa banyak upaya yang ia kerahkan untuk menjaga keutuhannya agar
ia tak goyah? Berapa banyak riyadoh yang ia laksanakan agar tetap selalu
merasakan kedekatannya kepada Allah SWT agar tidak menyimpang dari jalanNya? Dan
tentunya keistiqomahan yang diusahakan untuk terus menjalankan segala ketaatan
itu, agar selalu tenang setiap saat dan
insyaallah nantinya berakhir pada keindahan khusnul khotimah.
Ya Allah, jangan Engkau palingkan hati
kami setelah Engkau memberi hidayah kepada kami, dan anugrahilah dari sisi
Engkau, kerahmatan. Karena Sesungguhnya Engkau Yang Maha Pemberi…
Malang,
11 Maret 2015
@Baiturrahman,
setelah mengikuti pengajian rutinan selasa malam bersama Ustad Izzuddin.
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar