Kali ini saya ingin menuangkan pengalaman-pengalaman
seru dan hebat dalam tulisan ini yaitu ketika mengunjungi keindahan alam Gunung
Bromo bersama para wisatawan asal Belanda.
Gunung Bromo merupakan bagian dari Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru. Terkenal dengan kaldera atau lautan pasir dan
kawah yang eksotis, serta pemandangan matahari terbit Sunrise yang
sangat indah. Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling
terkenal sebagai obyek wisata. Gunung ini berasal
dari bahasa Sansekerta/Jawa Kuno yaitu Brahma, yang merupakan salah seorang
Dewa Utama Hindu. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik
karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif. Di Taman Nasional
Bromo Tengger
Semeru ini, terdapat beberapa jenis tumbuhan yang khas antara lain jamuju (Dacrycarpus imbricatus), cemara gunung (Casuarina sp.), eidelweis (Anaphalis javanica), berbagai jenis anggrek dan jenis rumput langka (Styphelia pungieus). Terdapat sekitar 137 jenis burung, 22 jenis mamalia dan 4 jenis reptilia di taman nasional ini. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan satu-satunya kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki keunikan berupa laut pasir seluas 5.250 hektar, yang berada pada ketinggian ± 2.100 meter dari permukaan laut (The mahir, 2015).
Semeru ini, terdapat beberapa jenis tumbuhan yang khas antara lain jamuju (Dacrycarpus imbricatus), cemara gunung (Casuarina sp.), eidelweis (Anaphalis javanica), berbagai jenis anggrek dan jenis rumput langka (Styphelia pungieus). Terdapat sekitar 137 jenis burung, 22 jenis mamalia dan 4 jenis reptilia di taman nasional ini. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan satu-satunya kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki keunikan berupa laut pasir seluas 5.250 hektar, yang berada pada ketinggian ± 2.100 meter dari permukaan laut (The mahir, 2015).
Perjalanan menuju gunung Bromo dibutuhkan waktu
sekitar 3 jam dari Malang melewati Tumpang. Kami berangkat sekitar jam setengah
satu pagi dengan mengendarai jeep menuju gunung Bromo untuk menikmati sunrise.
Berkunjung ke Gunung Bromo sangatlah istemiwa dan menyenangkan karena destinasi
ini menawarkan beberapa panorama alam yang alami nan indah seperti lautan
pasirnya yang luas sekitar10 kilometer persegi mengelilingi kawah Bromo
yang mengepulkan asap, dan juga dari puncak gunung Penanjakan para wisatawan bisa
menikmati sunrise dan hamparan lautan pasir luas dan pemandangan latar
belakang yang indah yaitu gunung Semeru, gunung Bromo dan Gunung Batok. Untuk
mencapai puncak Penanjakan kami lebih memilih mendaki dengan berjalan kaki
dibandingkan menyewa sepeda motor (ojek) menuju puncak Penanjakan karena
berjalan kaki lebih menyenangkan dan dapat merasakan kesegaran angin fajar.
Dibutukan sekitar sepuluh meter untuk menuju puncak Penanjakan dari tempat
penurunan Jeep.disekitar kawasam penanjakan kami ditawarkan berbagai sovenir
khas Bromo seperti baju, bunga Endelweis dan gantungan. Banyak pula pedagang
yang menawarkan penyewaan jaket, sarung tangan, dan penutup kepala.
Ketika sampai di puncak penanjakan rasa lelah
dan kantuk pun sirna sudah, terbayar dengan pemandangan yang menakjubkan ketika
matahari mulai menampakkan sinar emasnya dari ufuk timur, sangat menakjubkan!.
Ditemani dengan minuman kopi serta menikmati indahnya pemandangan di puncak
penanjakan terasa sangat lengkap dan tak terlupakan. Puas menikmati sunrise,
kemudian kami melanjutkan perjalanan ke kaki gunung bromo. Perjalanan sekitar
30menit dari Puncak penanjakan dengan mengendarai Jeep. Jeep kami melewati
lautan pasir yang membentang sangat luas dan melewati panorama yang indah di
kiri-kanan jalan.
Tiba di kaki gunung bromo (tempat parkiran
jeep), kami masih harus melanjutkan perjalanan sekitar 2 km untuk menyaksikan
keindahan kawah Bromo dengan berjalan kaki dan dilanjutkan menapaki anak tangga
yang berjumlah sekitar 250 an. Menapaki anak tangga sangatlah menguras
tenaga. Saat menapaki anak tangga mereka sempat bertanya kepada saya tentang
legenda dari gunung Bromo. Kemudian, sambil menapaki anak tangga saya mencoba menceritakan
sedikit tentang legenda gunung ini. Beberapa sumber mengatakan bawha, konon
pada jaman dahulu kala ketika kerajaan majapahit mengalami serangan dari
berbagai daerah penduduk pribumi kebingungan untuk mencari tempat tinggal
hingga pada akhirnya mereka terpisah menjadi 2 bagian yan pertama menuju ke gunung
Bromo, kedua menuju Bali. Ke 2 tempat ini sampai sekarang mempunyai 2 kesamaan
yaitu sama – sama menganut kepercayaan beragama Hindu. Disebut suku Tengger di
kawasan Gunung Bromo, Nama Tengger
berasal dari Legenda Roro Anteng juga Joko Seger yang diyakini sebagai asal
usul nama Tengger itu. “Teng” akhiran nama Roro An-”teng” dan “ger” akhiran
nama dari Joko Se-”ger” dan Gunung Bromo sendiri dipercaya sebagai gunung suci.
Kemudian mereka menyebutnya sebagai Gunung Brahma, orang Jawa kemudian
menyebutnya Gunung Bromo.
Setelah menaiki ratusan anak tangga, akhirnya
perjalanan sampai di tepi puncak kawah Gunung Bromo dan cerita pun selesai.
Asap dan bau belerang yang cukup meyengat pun menguar dari dalam kawah. Jika
asap yang keluar dari kawah Gunung Bromo itu cukup tebal, pemandangan kawah
Gunung Bromo itu tidak bisa terlihat dengan mata. Untungnya, asap kali ini
tidak terlalu tebal sehingga kami bisa melihat panorama spektakuler dari kawah
gunung Bromo. Kawah Gunung Bromo sangat dalam dan luas sehingga memberikan efek
cekungan yang indah disekitar sisi-sisi kawah. Banyak para pengunjung yang
mengabadikan momen tersebut dengan berselfi ria menggunakan tongsis (tongkat
narsis). Karena dalamnya kawah ini, sehingga disekeliling atas kawah dipasang
pagar untuk menjaga keselamatan para wisatawan
Selain keindahan panorama alam dengan penduduk
aslinya yang berpakaian khas dengan sarung yang menyelimuti tubuhnya, di
kawasan Gunung Bromo ini terdapat pula sebuah bangunan pura yang cukup luas. Kami
pun tertarik untuk melihat bagian-bagian dari pura tersebut. Pura yang bernama
Pura Luhur Poten itu digunakan sebagai tempat sembahyang dan upacara keagamaan
bagi umat beragama Hindu yang berada di daerah sekitar Gunung Bromo dan sebagai
pusat dalam upacara Yadnya Kasada dan upacara tradisional ala suku Tengger
lainnnya. Tidak hanya itu, kami berkesempatan menyaksikan masyarakat suku
tengger mengadakan upacara adat yang terkenal dengan Upacara Kesodo. Upacara
Kesodo merupakan upacara untuk memohon panen yang berlimpah atau meminta tolak
bala dan kesembuhan atas berbagai penyakit, yaitu dengan cara mempersembahkan
sesaji dengan di lemparkan ke kawah Gunung Bromo. Para wisatawan yang telah
dipandu oleh saya kali ini mengungkapkan bahwa upacara ini sangat unik dan ini
tidak ada di negara mereka. Mereka merasa antusias dan senang bahwa upacara
seperti ini masih ada dan tetap dilestarikan oleh penduduk setempat.
Dalam kunjungan ke Gunung Bromo ini, saya
semakin sadar dan bangga akan indahnya alam Indonesia yang membentang luas dari
ujung timur Merauke hingga barat Sabang.
Beruntung sekali dapat lahir dan tinggal di tanah surga ini, semua kebutuhan
sudah melimpah ruah dan tersedia di tanah subur ini. Setiap bangsa lain pasti
merasa iri dengan keindahan alam yang dimiliki oleh Indonesia. Dengan menjaga
dan melestarikan keindahan alam Indonesia dapat dijadikan sebuah bukti yang
nyata bahwa kita memang sadar dan bangga akan alam Indonesia beserta isi
didalamnya.
Ainur Riza/Pondok Pesantren Darun Nun (BCT. Blok F/3)
0 komentar:
Posting Komentar