JUDUL :
Suluk Jalan Terabas Gus Miek
PENULIS :
Muhammad Nurul Ibad
PENERBIT :
Pustaka Pesantren
TAHUN
TERBIT : 2007
PERESENSI :
Farla Aunun Siha
Buku
ini mencoba memaparkan tentang pemikiran “Jalan Terabas” yang dikembangkan oleh
Gus Miek. Beliau adalah seorang ulama dari Kediri dan dikenal sebagai wali
termasyur di tanah Jawa, merupakan putra pemangku salah satu pesantren besar.
Sosoknya yang sangat kontroversial dengan sepak terjang kehidupan dakwahnya
mengajak umatnya menuju jalan kebahagiaan. Saking kontroversial, unik, dan
kompleksnya kiai satu ini sehingga jalan pemikirannya dan segala tindakannya
sangat sulit dimengerti terlebih bagi orang awam. Beliau adalah pencetus majlis Dzikrul Ghofilin
dan Semaan Qur’an yang pengikutnya mencapai ribuan di penjuru Indonesia
bahkan dari luar negeri. Disamping itu, Gus Miek juga menulis amalan dzikir
yang diajarkan kepada para pengikutnya.
Gus
Miek pernah mengatakan bahwa jalan menuju Tuhan itu banyak. Di dalam al-Qur’an
sendiri telah disebutkan adanya istilah khusus yakni subul (jalan banyak). Dari
banyak jalan tersebut, tentu ada yang bersifat terabas dimana bisa
menghantarkan kita khususnya orang awam cepat dekat dengan Tuhan. Menurut
beliau, bagi kalangan awam seyogyanya mereka mendekati orang-orang yang sholeh
atau dekat dengan Allah.”Kalau kamu belum bisa dekat dengan Allah, hendaknya
kamu dekat dengan orang-orang yang dekat dengan Allah” demikian nasihatnya.
Jalan
terabas yang diusung Gus Miek ini merupakan kerangka pemikiran beliau yang
sederhana diharapkan mudah ditempuh oleh berbagai kalangan, mulai dari orang
awam, santri dan ulama’, orang-orang berpendidikan modern hingga mereka para
pelaku maksiat yang ingin bertobat. Kerangka pemikiran yang berguna dalam
menghadapi dan menjalani kehidupan yang semakin kompleks seperti saat ini. Di
era globalisasi, perubahan struktur kehidupan dari berbagai aspek dengan segala
pola pikir manusia yang ikut terbawa arus zaman, baik buruk semakin tidak
tampak sehingga diperlukan adanya konsep sebagai jalan untuk lebih menggiatkan
diri dekat dengan Allah.
Kerangka
pemikiran yang sederhana sepeti inilah yang selalu dibawa oleh Gus Miek sebagai
“sangu” berdakwah yaitu Jalan Terabas. Bahwa banyak jalan yang bisa
ditempuh untuk mendekatkan diri kepada Allah, tidak melulu lewat pondok
pesantren. Secara matematis, untuk mendapatkan hasil 16 tidak harus 4x4, tapi
juga bisa didapat dengan 8x2, 2x8, 1x16, atau 16x1. Dengan jalan demikian
sebenarnya tidaklah tabu bagi seorang kiai memasuki tempat-tempat maksiat
sebagai lahan dakwah, dengan konsep sederhana, perlahan-lahan para pelaku
maksiat tersebut mau diajak untuk bertobat dan mendekatkan diri kepada Allah.
Sebagai sosok yang kontroversial,beliau adalah tokoh yang telah sukses sebagai
pembimbing umat dan sulit dicari pandanannya. Contohnya adalah keberhasilan
beliau dalam membina kegiatan samaan Qur’an yang merupakan kegiatan semaan
terbesar yang rutin dilaksanakan di berbagai daerah.
Menurut
buku ini, ada lima prinsip yang harus dipahami betul oleh mereka yang akan
merapkan kerang berpikir jalan terabas. Pertama, kemampuan membaca
potensi diri. Potensi diri disini yang dimaksud adalah potensi harta, nasab
atau keturunan, agama, dan kepribadian. Kedua, pentinganya mengerti
tujuan. Ketiga, kemampuan membaca potensi subjek. Subjek disini
maksudnya adalah pemilik atau pemangku tujuan. Contoh jika subjeknya itu adalah
Tuhan, maka kita harus mengetahui tentang karakter Tuhan seperti mengerti
segala perintah dan larangannya. Jika subjeknya itu umat, maka yang harus
dilakukan adalah mengerti dan mempunyai pengetahuan tentang karakter umat
tersebut. Keempat, kemampuan membaca potensi sarana. Maksudnya jika
sarana yang digunakan adalah ibadah,maka ibadah manakah yang bisa dipilih,
begitu juga jika saranya berupa dakwah ataupun dengan mencari ilmu. Kelima, Kesiapan
dan keberanian mengabil resiko.
Hidup
di dunia dengan segala hiruk pikuk kehidupan yang tak mempunyai ujung kepuasan,
yang dibutuhkan bukanlah sekedar teori hanya dengan mengatakan perintah,
larangan ataupun anjuran tetapi juga tindakan. Maka konsep jalan terabas yang
diusung oleh Gus Miek penting untuk dipelajari oleh siapa saja. Gus Miek pernah
mengatakan “Tuhan, dalam hal memberikan hidayah, tidak melulu kepada orang
pintar”. Maka semua berhak mendapatkan kebahagiaan sekalipun dia pelaku maksiat
tingkat kakap.
Farla Aunun Siha
Bukit Cemara Tidar
0 komentar:
Posting Komentar