Ketika saya
beranjak untuk berangkat ke masjid untuk melaksanakan kewajiban sholat berjamaah
di masjid terdekat pondok yaitu masjid Baitur rahman. Ketika membuka gerbang pintu pondok, tiba-tiba ada
teriakan seorang anak kecil memanggil-manggil namaku “ mbak nilaa…. Icuut (ikuut). Panggilan itu tak asing lagi ditelingaku… panggilan neng atifa putri
pengasuh pondok pesantrenku. Dia dengan cerianya lari-lari sambil teriak-teriak
memanggilku ingin ikut ke masjid. Di pejalanan dia terlihat sangat ceria, berbanding terbalik dengan kondisiku yang
murung, cemberut, seakan-akan senyum pun tak sanggup.. karena sudah terlalu
capek seharian beraktifitas di kampus, ditambah tanggungan tugas dan prolem keluarga yang selalu menari-nari di
pikiranku. Tapi ku coba sebisanya menutupi muka sedihku, diperjalanan kita
bercanda seakan-akan tak ada sesuatu apapun yang membebani pikiranku.
Di tengah-tengah perjalanan neng
athifa lari-lari dengan cerianya dan mengisyaratkanku untuk mengejarnya . Saking
asyiknya bercanda tak disadari ada batu di depannya dan akhirnya dia tersandung dan terjatuh di jalan. Serontak
aku lari menolongnya, terlihat kakinya teluka karena tergores aspal di jalan. Ketika ku coba
menolong dan menanyakan keadaannya dia menjawab dengan senyum, seakan-akan
tidak merasakan kesakitan sama sekali. Padahal untuk ukuran anak kecil seperti
dia. Pasti dia akan menangis tapi berbeda dengan neng atifa dia dengan luguhnya
terlontar ucapan “ndak papa kok mbak nila, ndak boleh nangis, anak hebat ndak
boleh nangisan”. Mendengar ucapan yang terlontar dari anak perempuan kecil yang
masih berusia tiga tahun setengah itu. Diriku sangat malu . Anak yang masih kecil seperti
itu sudah hebat tak mudah menangis meskipun dia kesakitan. Berbeda denganku
yang dikit-dikit mengeluh dan terkadang menangis ketika tertimpa sedikit
masalah.
Kata-kata yang terlontar dari seorang
anak kecil yang masih berumur tiga setengah tahun itu. Membuat diriku sadar bahwa
dalam menghadapi hidup ini kita harus kuat,
mengeluh hanya akan membuat diri kita semakin lemah dan terpuruk dalam
masalah. Masalah bukan untuk membuat diri kita terpuruk akan tetapi masah akan
melatih kita menjadi pribadi yang mandiri dan tanggu dalam menjalani hidup.
Kita harus ingat Allah menguji kita berarti allah masih sayang terhadap kita.
Dan seperti halnya firmannya bahwa “Allah tidak akan menguji seseorang melebihi
batas kemampuannya”. J
Nailatul Mufarihah
Bukit Cemara Tidar
0 komentar:
Posting Komentar