by : Izzati Ruba'ie
Beberapa hari yang lalu, sempat menengok sahabat yang baru
saja menikah. Kemarin tak sempat hadir dalam walimah , akhirnya bisa bertemu
walau setelah acara berlalu. Sahabat yang satu ini adalah sahabat yang
subhanallah luar biasa, gadis shalihah yang pintar berprestasi. Tak hanya dalam
bidang akademik tapi juga di dunia dakwah. Sudah mampu berceramah agama
kemana-mana. Semoga menjadi zaujatan sholihatan wa umman najihatan, yang mampu
melahirkan hafidz yang shalih-shalihah ,dan sakinah mawaddah warrahmah selalu
menyelimuti keluarga kecilnya.
Bertemu dengan ibunda para sahabat adalah hal yang paling
indah mengharukan. Beliau serasa ibu sendiri, begitu perhatian dan penyayang.
Banyak sekali ibu hebat yang saya temukan ditanah rantau ini. Sungguh, Allah
begitu indah mempertemukan saya dengan orang-orang baik yang lembut hatinya.
Kami ngobrol banyak dan tak terasa sudah waktunya pulang. Tak saya sadari,
ternyata beliau menangis ketika saya cium tangannya untuk berpamitan. Kata
beliau , semua ini terlalu cepat. Baru kemarin rasanya kalian sedang lari-lari
dengan manja minta segala hal pada beliau , dan lihatlah sekarang sudah akan
diboyong orang kerumah barunya. Bukan karena ibunda tak ridha kalian pergi,
tapi memang kalian terlalu cepat melampaui ini semua. Ibunda belum puas melihat
kalian tumbuh bahagia didalam rumah kita ini, kata beliau sambil menyeka air
mata.
Hati saya menangis teringat bidadari cantik nan jauh disana,
ibunda tercinta. Bayangan Beliau selalu hadir disetiap kerdipan mata ini.
Mungkin raga sudah terlampau jauh darinya, tapi hati ini selalu didekatnya. Ibu
manapun selalu dirindukan oleh anak-anaknya. Bagaimana tidak? Beliau adalah
orang yang selalu berkorban demi kebahagiaan kita dan orang yang selalu
khawatir dengan keadaan kita. Sayangi selalu bidadari kami Ya Robb…jangan
pernah tega melihat beliau bersedih dalam hidup ini walau sedetik pun dalam
hari hari beliau.
0 komentar:
Posting Komentar