Ada apa dengan Denmark dan Indonesia?
Teman-teman pasti tahu negara Denmark
bukan? Iya, salah satu penghuni benua Eropa, tepatnya di Eropa utara. Bersama
dengan Swedia dan Norwegia termasuk Negara Skotlandia. Denmark bukanlah negara
kaya yang memiliki sumber daya alam melimpah, tanahnya termasuk miskin akan
SDA. Denmark negara kecil yang dikelilingi oleh perairan dan dekat dengan kutub utara. Namun negara
ini tercatat sebagai negara paling makmur di dunia. Standar hidup masyarakatnya
termasuk tertinggi di dunia? Kok bisa???
Berawal dari saya membuka salah satu
social media, kemudian menemukan tulisan tentang “Mengapa Denmark menjadi
negara paling makmur di dunia? Saya pun penasaran, lantas membacanya.
Ternyata jawabanya di luar dugaan
saya. Bukan pendapatan, bukan, gaya hidup, bukan kekayaan, bukan pula
kepintaran. Lantas apa???
“Kejujuran”
teman-teman. Iya kejujuran. Apa
hubungannya?. Teman-teman pasti pernah dengar ada istilah jawa “jujur pangkal
mujur”.
Negara Denmark sangat menjunjung
tinggi nilai kejujuran. Masyarakat di sana yakin bahwa kejujuran awal dari
segala kebaikan. Jika semua masyarakat mulai dari aparatur pemerintahannya sampai
tingkat bawah dapat mengemban tugas dengan jujur, maka segala kebutuhan
masyarakat dalam sebuah Negara akan terealisasi dengan baik pula sesuai dengan
standar mutu yang ditetapkan, baik di bidang pendidikan, kesehatan,
perekonomian dll.
Mereka yakin bukan kepintaran yang
menjadi pangkal dari kemakmuran, tapi justru kejujuran yang dapat melahirkan
kemakmuran. Itulah mengapa pendidikan di sana tergolong maju dengan korupsi
yang nyaris “nol”, hal itu tidak lain karena paradigma mereka tentang
pentingnya kejujuran.
Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Inilah mengapa Indonesia tertinggal
jauh dari dari negara lain termasuk Denmark. Nilai kejujurannnya nyaris “Nol”.
Contoh yang mudah yang sering kita lihat adalah tradisi mencontek saat ujian.
Ironisnya, oknum guru juga terlibat dalam kegiatan “keren” tersebut. Kata
peribahasa lama “Guru kencing berdiri,
murid kencing berlari” sepertinya masih berlaku atau malah lebih parah yang
dampaknya bisa kita lihat saat ini, yaitu banyak orang-orang yang mempunyai
mental korup.
Saya sebagai seorang akademisi di
jurusan pendidikan tentunya mempunyai cita-cita yang besar untuk mengubah
paradigma berpikir anak-anak negeri ini tentang pentingnya kejujuran. Kejujuran
merupakan ujung tombak kemakmuran. Ibarat bangunan, kejujuran adalah
pondasinya. Jika tidak terpatri nilai kejujuran, maka yang terjadi adalah
bencana berantai di segala aspek kehidupan. Semoga kita termsuk dari
orang-orang yang jujur. Aamiin Ya Rabb….
0 komentar:
Posting Komentar