“Terima
kasih Nak”
Terdengar
lirih dengkur Munib, seorang lelaki dewasa yang berusia sekitar 45 tahun ketika
usai menerima uang logam kuningan bernominalkan 500 rupiah. Suaranya yang
begitu lemah entah sungguhan karena kondisi fisiknya atau sebuah tipuan belaka,
Allahu a’lam. Tak sedikit kita jumpai
orang-orang seperti bapak Munib dimana pun kita berdomisili. Tak jarang pula kita tahu orang berlalu lalang melewati mereka tanpa membagi sedikit hartanya atau bahkan menoleh saja tidak. Namun, masih banyak pula orang yang mau menyisihkan sedikit rizkinya untuk para dhu’afa ( entah mereka tergolong dhu’afa sungguhan atau hanya bersandiwara sebagai seorang dhu’afa). Yang paling utama dan yang terpenting adalah ketika kita mau berbagi separuh logam kita untuk mereka, akan lebih mulia lagi seandainya kita niatkan logam yang kita keluarkan itu tidak hanya untuk niat berbagi atau mensucikan harta kita dengan jalan zakat, infaq atau sedekah, namun sertakan niat untuk memberi contoh agar mereka dan kita senantiasa mendapat hidayah agar terpatri dalam diri kita bahwa “member jauh lebih baik dari meminta”, seorang musstahiq dapat menjadi muzakki, agar yang dulu menengadah dengan tangan kosong dapat terbuka hatinya untuk lebih mandiri. Karena sesuai dengan hadist Nabi “Sesungguhnya segala perbuatan bergantung pada niatnya….” Insya Allah jika kita tanamkan niat yang baik untuk pekerjaan sekecil apapun, termasuk dalam berbagi kita niatkan untuk saling mengingatkan bahwa berbagi itu indah, suatu saat pasti Allah akan mengabulkan apa yang kita niatkan. Amin ya Rabbal ‘alamin.
orang-orang seperti bapak Munib dimana pun kita berdomisili. Tak jarang pula kita tahu orang berlalu lalang melewati mereka tanpa membagi sedikit hartanya atau bahkan menoleh saja tidak. Namun, masih banyak pula orang yang mau menyisihkan sedikit rizkinya untuk para dhu’afa ( entah mereka tergolong dhu’afa sungguhan atau hanya bersandiwara sebagai seorang dhu’afa). Yang paling utama dan yang terpenting adalah ketika kita mau berbagi separuh logam kita untuk mereka, akan lebih mulia lagi seandainya kita niatkan logam yang kita keluarkan itu tidak hanya untuk niat berbagi atau mensucikan harta kita dengan jalan zakat, infaq atau sedekah, namun sertakan niat untuk memberi contoh agar mereka dan kita senantiasa mendapat hidayah agar terpatri dalam diri kita bahwa “member jauh lebih baik dari meminta”, seorang musstahiq dapat menjadi muzakki, agar yang dulu menengadah dengan tangan kosong dapat terbuka hatinya untuk lebih mandiri. Karena sesuai dengan hadist Nabi “Sesungguhnya segala perbuatan bergantung pada niatnya….” Insya Allah jika kita tanamkan niat yang baik untuk pekerjaan sekecil apapun, termasuk dalam berbagi kita niatkan untuk saling mengingatkan bahwa berbagi itu indah, suatu saat pasti Allah akan mengabulkan apa yang kita niatkan. Amin ya Rabbal ‘alamin.
EVI
KARANG BESUKI SUKUN, MALANG
BUKIT CEMARA TIDAR F3 NO.4
0 komentar:
Posting Komentar