Dyah A Fitriana
Sebuah
keinginan bisa menjadi impian jika engkau terus menggenggamnya erat tanpa
perduli dengan menggiurkannya pilihan yang lain.
Aku telah
lupa sejak kapan keinginan ini mulai membumbung lagi, aku msih ingat, dulu,
fitri kecil yang ingin belajar bahasa Jepang. Simple saja, karena kecintaanku
pada sasuke-satu peran dalam film animasi jepang yaitu NARUTO.
Tapi hal itu telah ku kubur jauh-jauh karena kesepakatanku dan orang tuaku untuk masuk ke jurusan ipa dan menghapus keinginanku masuk jurusan bahasa. Maka kuucapkan selamat tinggal untuk belajar bahasa jepang.
Tapi hal itu telah ku kubur jauh-jauh karena kesepakatanku dan orang tuaku untuk masuk ke jurusan ipa dan menghapus keinginanku masuk jurusan bahasa. Maka kuucapkan selamat tinggal untuk belajar bahasa jepang.
Tahun – tahun telah berlalu, jauh
di lubuk hatiku masih terbesit keinginan itu, tapi sedikit saja kawan, aku juga
sadar diri. Dan impianku ini pun kembali merekah lewat dukungan seorang sahabat
yang membuatku bisa berharap-terimakasih sahabat bvaikku-, aku ingin ke Jepang.
Tapi kini dengan alasan lain, aku ingin belajar di sana, bukan hanya alasan
anak kecil. Tapi memang inilah impianku. Dan keinginan ini kian lama kian
menggebu. Mengembangkan seluruh senyuman di bibirku. Senyuman ini pun bertambah
berseri ketika aku mendapat banyak informasi tentang keinginanku itu, itu bukan
hal yang tak mungkin. Banyak sekali beasiswa yang ditawarkan untuk anak-anak
Indonesia.
Di tahun ketika aku lulus SMA, aku
benar-benar ingin mendaftar beasiswa S1 ke sana. Yah and I really do that.
Walau pun akhirnya tetap UIN MALANG lah kampus yang telah disiapkan Allah untuk
S1 ku, dan aku sangat bersyukur atas itu. Satu memori yang tak pernah aku lupa.
Yakni usaha sahabat-sahabatku untuk menemaniku pergi ke Konsulat Jenderal
Jepang di Surabaya. Sungguh tempat yang sangat keren dan kenangan yang sangat
indah.
Mimpiku ini
akan tetap kujaga dengan usaha dan doa. Karena aku yakin bumi ini adalah milik
Allah semata. Bukankah mudah bagi-Nya jika hanya membawaku pergi kesana dan
belajar di sana? Bukankah sangat mudah sekali bagi-Nya untuk memperlihatkan
kepadaku indahnya matahari terbit dan bermekarannya bunga sakura di musim semi,
tebalnya salju di musim dingin, dan anggunnya daun berjatuhan di musim gugur.
Bukankah sangat mungkin bagi-Nya mengenalkanku budaya jepang yang sering kali
hanya kulihat dari layar monitor. Semua sangat mungkin seperti hadits ke-19
Arba’in Nawawi yang kemarin di ajarkan oleh ustadz izzuddin. Semoga Allah
mengizinkan kita untuk meraih impian kita dengan indah. Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar