NASIB
DARA
Jerit bunga rekah di sela nasi merah darah
Dara manis
mengais peluh tadi pagi atas sajak cintanya
Rapuh bak baja jendela tetap dengan
nafasnya
Pada dunia menyaksikan jalan-jalan menjulur
dari kabut mimpi
Menemui rembulan, terdiam berkaca-kaca merasuk peluh Dara
Peluh datang dari hempasan pelangi
cahaya, itu mata
Bulan lama melepas baja, bukan lepas
tapi tersirap
mengelupas Lengking senja
Ya, senja tak kan lama namun nadi senja mengerak
Menangislah sepuasmu Dara
Lepas peluh pagi-pagi di pesisir
rindu kabut itu
Berdenyut ingatan semalam
matahari, venus bergumam
Dendam Dara
Mentari mencipta bunga-bunga merekah darah
Nasi tumpang-tindih hanya diam-diam
mereka-reka
Akhirnya Dara, biarkan merekah bunga
merahmu
Biarkan dirimu menjelma menjadi rembulan
yang kau inginkan
terserak dari penulis terkapar di Bukit Cemara Tidar, Karang besuki
A. Mubtadiah
A. Mubtadiah
0 komentar:
Posting Komentar