Antara cinta, hawa nafsu
dan logika
By : Evi Nurjanah
Cinta
adalah bahulnya iman, dimana orang tidak akan sejahtera maupun selamat dari
ancaman Allah tanpa cinta, maka hendaklah hamba Allah berperilaku atas dasar
cinta.
(Ibnu
Qayyim).
Semilir
candu asmara antara Sang Pemilik Qalbu dan utusan tercintanya, di suatu malam
penuh ketegangan, seorang hamba berselimut udara dingin di tengah malam,
menggigil ketakutan karena sebuah kepastian akan datangnya wahyu pertama dari
Tuhan. Ya ya ya,,, nabi Muhammad SAW, hati yang sedang dipenuhi akan ketakutan
dan kegelisahan, sebelum akhirnya menerima pesan dari Sang Pemilik Cinta untuk
semua umatnya. Wahyu yang pertama diikrarkan Jibril kepada seseorang yang
dijuluki sebagai Al-Amin, merupakan tanda kasih sayang Allah kepada semua
hambaNya. Dia memberi petunjuk dan pedoman hidup kepada makhluk ciptannya agar
mampu berjalan dengan berbekal bak sebuah kompas sebagai penunjuk arah jalan
menuju syurga. Menapaki dunia bersama dengan beragam makhluk ciptaanNya
hendaklah didasarkan atas cinta tuk ikhlas jalani skenarioNya. Rawan sekali
kedudukan cinta dikuasai oleh hawa nafsu tanpa logika. Hanya mencari keuntungan
dunia tanpa filter tujuan disamping dunia nyata. Cinta murni dari Pencipta,
hawa nafsu pemiliknya makhuk penggoda insan, dan logika filter penyaring hawa
nafsu menuju sebuah kemurnian cinta sebagai bekal jalani hidup dan penyempurna
iman untuk memperoleh ridha Tuhan.
0 komentar:
Posting Komentar