Manusia itu diciptakan dan dilahirkan, pada hakikatnya
hanya untuk menyembah kepada penciptaNya. Allah menciptakan manusia agar
manusia tau kebesaranNya, agar manusia mau mensyukuri atas semua kebesaran
Allah dan apa yang didapatkannya. Sebagai manusia haruslah tak henti-hentinya
mengucap syukur kepada tuhanNya, atas ni’mat-ni’mat yang telah ada padanya.
Yaitu ni’mat iman, islam dan ihsan.
Semua orang
yang telah dilahirkan akan menuju titik yang sama, baik yang miskin, kaya, yang
berpangkat dan tidak berpangkat, baik pejabat atau rakyat, yakin dan tidak
yakin pasti tetap mengalami yang namanya “MATI”.
Kematian adalah
nasehat terbaik dan guru kehidupan, sedikit saja kita lengah dari memikirkan
kematian, maka kita akan kehilangan guru terbaik dalam kehidupan. Pernah kita
mendengar pezina yang mati dikamar hotel dengan wanita yang tidur dengannya,
para pecandu narkoba yang mati dengan sia-sia, ahli pejudi yang mati di meja
judi. Tapi disisi lain pernah kita mendengar orang mu’min yang mati diatas
sajadah ketika ia dalam keadaan sujud diwaktu sholatnya. Alangkah
malangnya jika ajal menjeput dalam keadaan berlumuran dosa. Na’udzubillah
tsumma na’udzubillah.
Dunia adalah
ladang untuk mencari bekal, bekal dimana amal yang baik yang harus kita lakukan.
Orang ibadah itu bagaikan ikan dalam air, jika airnya bersih maka ikan nya
sehat. Begitu juga dengan orang yang beribadah maka hatinya pun juga akan
bersih. Bagaimana supaya hati kita bersih, diantaranya kita harus pintar dalam
menjaga lisan, berkata dengan sebaik-baik perkataan. Dan lisan senantiyasa
digunakan berdzikir, menyebut asmaNya. Keimanan tidak bisa diwariskan, hanya
kita sendiri yang bisa menjaganya.
Mari kita isi
hari-hari hidup kita dengan hal-hal yang baik agar kita mati dalam keadaan yang
baik, dan pulang kerahmaNya dalam keadaan Khusnul Khotimah. Aamiin..
By: Mutiyatul Husna
0 komentar:
Posting Komentar