Oleh: Ninis
Nofelia
Berapa banyak ayat-ayat yang nampak di
penjuru alam semesta ini? Siapakah yang mengirim ayat-ayat itu? Apa tujuan
dikirimnya ayat-ayat itu? Subhanallah… tak lain dan tak
bukan, Dialah Allah Yang Maha Menggenggam kehidupan ini, menebarkan ayat-ayat ke
seluruh penjuru alam semesta sebagai petunjuk untuk seluruh makhluk-Nya
khususnya bagi kholifah yang telah ditetapkan-Nya sebagai utusan pemakmur
kehidupan di bumi ini. Ya, itulah kita manusia. Allah telah memberikan amanah
itu kepada manusia, dan kita dicipta memang untuk hidup sebagai kholifah,
penebar kemakmuran dan penjaga keseimbangan.
Sebagaimana
Allah telah berfirman:
Artinya:”Dia-lah
yang menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menugaskan kamu memakmurkan
(membangun)-nya “(QS. Huud: 61).
Quraish
Shihab dalam bukunya “Secercah Cahaya Illahi”, menyatakan bahwa Al-Quran dan
fenomena alam dinamai oleh Al-Quran dengan ayat-ayat Allah. Ayat berarti tanda,
yaitu tanda-tanda perjalanan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Al-Quran
Al-Karim adalah kitab yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai mukjizat
(bukti kebenaran) sekaligus kebenaran itu sendiri. Al-Quran adalah satu-satunya
kitab yang menyatakan kesempurnaan yang tiada cacat sedikitpun di dalamnya.
Sebagaimana yang telah Allah firmankan pada pembukaan surah Al-Baqarah ayat 1-2
sebagai berikut:
Artinya: “Alif
Laam Miim. Itulah (Al-Quran) kitab yang sempurna, tiada keraguan di dalamnya.
Ia adalah petunjuk untuk orang-orang yang bertaqwa” (QS. Al-Baqarah:1-2).
Hal
ini tentunya sangat berbeda dengan karya makhluk, seperti kita yang menuliskan
sebuah karya tulis, yang mana dalam kata pengantar tak lupa kita selipkan pernyataan
tentang masih terdapatnya kekurangan
dalam karya tulisan milik kita yang masih membutuhkan masukan-masukan untuk
memperbaikinya. Al-Quran tidaklah demikian. Allah benar-benar menyatakan bahwatak
ada keraguan di dalamnya.
Al-Quran dinyatakan sebagai “Tali Allah yang
terulur dari langit ke bumi, di dalamnya terdapat berita tentang umat masa
lalu, dan kabar tentang situasi masa yang akan datang. Siapa yang berpegang
dengan petunjuknya, dia tidak akan sesat”. Sungguh luar biasa sekali, betapa
Allah sangat memperhatikan kita. Allah telah memberikan peta kehidupan untuk
menuju kebahagiaan dunia sampai kebahagiaan yang kekal yakni surga-Nya. Allah
menghamparkan tanda-tanda untuk menunjukkan arah kebenaran, baik itu
tanda-tanda yang ada pada fenomena alam maupun tanda-tanda yang telah Allah
firmankan dalam Al-Quran.Ayat-ayat Allah semuanya begitu mempesona, sepeti
ayat-ayat Allah yang terhampar di alam ini yang jauh telah hadir sebelum
diturunkannya Al-Quran. Karena begitu mempesonanya, sehingga banyak orang yang
terpaku dan terpesona bahkan ingin menguasainya sebanyak mungkin. Hal inilah
yang merupakan sikap meterialisme, sehingga ayat-ayat itu tak lagi berfungsi
sebagai tanda/petunjuk melainkan sebagai tujuan. Quraish Shihab menganalogikan
bagaimana jiakalau rambu-rambu lalulintas demikian indah mempesona yang
seharusnya sebagai tanda yang menunjukkan arah yang dituju tidak lagi menjadi
petunjuk jalan, melainkan membuat si pejalan terpaku dan terpesona di
tempatnya. Apa yang akan terjadi? Tentu kita dapat bayangkan bukan? Terjadi
kekacauan di mana-mana, keseimbangan tak lagi terjaga, dan lain sebagainya.
Wallahualam…
Referensi:
Shihab , Quraish. 2007. “Secercah
Cahaya Illahi, HIdup Bersama Al-Quran”.
Bandung:
Mizan
0 komentar:
Posting Komentar