In Mahad Sunan Ampel Al-Ali
Hari ini adalah hari ketiga
hilangnya sandal jepit Mia. Sewaktu ada acara di masjid Ulul Albab , Mia melepas sandalnya di tangga
masjid. Tapi, ketika acara sudah selesai dan bersiap-siap akan pulang,
sandalnya sudah lenyap entah ke mana. Mau tidak mau ia harus pulang berjalan
kaki tanpa sandal.
Ternyata tidak hanya Mia saja yang
kehilangan sandal jepit. Namun, Ela dan Maryam ternyata juga kehilangan sandal jepit. Padahal, sandal
jepit itu baru saja dibelinya. Setelah kejadian itu, semua warga Mahad Sunan
Ampel Al Ali sangat hati-hati jika
menaruh sandal jepitnya. Ada yang menyembunyikannya di balik pintu, bawah
tangga belakang masjid, bahkan ada yang dikantungi tas kresek. Mulai sekarang
mereka ke masjid memakai sandal jepit yang sudah jelek, agar bila dicuri tidak
akan merasa kehilangan sekali.
“Mia, sore ini kita ada acara
salawatan di masjid, kan?” tanya Ela.
“Iya, tapi kali ini aku nggak ikut karena Aku belum monitoring fiqhiyah girls,” jawab MiaEla hanya mengangguk-angguk dan berkata, “ Alhamdulillah Aku udah monitoring semua . Heheehhehehee,,,
“Iya, tapi kali ini aku nggak ikut karena Aku belum monitoring fiqhiyah girls,” jawab MiaEla hanya mengangguk-angguk dan berkata, “ Alhamdulillah Aku udah monitoring semua . Heheehhehehee,,,
Sore harinya…..
“Ela, ayo kita masjid,” ajak Maryam.
“Oke, sebentar ya, aku mau mengambil
sepeda dulu,” jawab Ela.
“Nah, gini kan rame,” ucap Maryam.
“Eh, Yam . Bagaimana kalau kita
mengajak Lilik ma Novi untuk ke masjid?”
tanya Ela kepada Maryam dan pun Maryam hanya mengangguk tanda setuju.
Mereka pun menuju ke kamar Lilik.
“Lik.. mau ke masjid tidaaak?”
teriak Ela
“Eh, ada Ela ma Maryam. Iya, nih, aku mau ke masjid. Tapi aku ambil
wudhu ma mukena dulu yah?. “ Jawab Lilik
“Iya, nggak papa. Kami tunggu, kok,”
kata Maryam. Tidak lama kemudian, Lilik selesai wudhu. Mereka bertiga pun pergi menuju kamar Novi .
“Assalmualaikum Novi ! kamu mau ke
masjid tidak?” kini Lilik yang berteriak.
“Woy, teman-teman. Kalian sudah siap? Aku saja baru mau mandi,” jawab Novi
“Astaga! Jam segini baru mandi. Kamu nanti bisa telat, lho!” ucap Lilik.
“Biarin aja. Kalian ke masjid duluan saja, nggak usah nungguin aku,” ucap Novi.
“Woy, teman-teman. Kalian sudah siap? Aku saja baru mau mandi,” jawab Novi
“Astaga! Jam segini baru mandi. Kamu nanti bisa telat, lho!” ucap Lilik.
“Biarin aja. Kalian ke masjid duluan saja, nggak usah nungguin aku,” ucap Novi.
“Yeee…. memang siapa juga yang mau
nungguin kamu. Bisa-bisa kita nanti jadi telat dan dihukum, deh. Enak aja!”
kata Lilik sambil meringis. Mereka pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan
menuju ke masjid. Sesampainya di masjid, di dekat pintu sedang ada kerumunan. Maryam, Lilik, dan Ela penasaran. Mereka lalu mendatangi kerumunan
itu. Di tengah-tengah kerumunan ada satu
mahasiswa semester satu.. Di dekat Ela ada Mbak Musrifah ABA bernama Mbak Faiq, Ela
pun bertanya.
“Ada apa, sih, Ukhty?”
tanya Ela.
“Ini, ada
mahasantri yang mencuri sandal,” jawab Mbak
Faiq.
“Oooooohh.. jadi
ini yang mencuri sandal mahasantri-mahasantri Mahad Sunan Ampel Al-Ali,” ucap Ela
pelan kepada Lilik dan Maryam. Mereka
pun duduk di serambi depan masjid sambil menunggu kerumunan mahasantri-mahasantri
berkurang. Dan setelah mahasantri yang mencuri sandal itu disidang oleh
Ustadzah Titin dan para pengasuh Mahad. Mereka bertiga akan menanyakan sesuatu
pada mahasantri. Lima belas menit kemudian kerumunan pun bubar. Mahasantri itu
pun diperbolehkan untuk kembali ke Mabna. Mereka bertiga langsung mengejar mahasantri
itu.
“Eh.. eh.. tunggu.
Nama kamu siapa?” tanya Maryam ramah.
“Hm… namaku Sandra
”, jawabnya
“Oh.. Sandra. Apa
kami boleh berkenalan denganmu? Kami ingin mengenal mu lebih dekat , namaku
Maryam, ini Ela dan ini Lilik ” ucap Maryam.
“Kalau kamu pengen kenalan dan mau jadi temenku aku mau, kok,” jawab Sandra.
Maryam, Lilik, dan Ela pun tersenyum. Karena tahu Sandra akan kembali ke
mabnanya , mereka bertiga ingin mengantar Sandra sampai di depan kamar.
“Sandra, Apa kami
boleh masuk kamarmu, Dan ternyata teman-teman kamarnya itu pun cuek banget
bahkan tidak ada yang menyapa Sandra saat dia pulang. Sandra itu anak yang
sangat sederhana, badannya kurus, dan terasa lesu hidupnya.
“Sandra kamu kok
masih terlihat murung kamu sudah makan belum ? “ Tanya Lilik” .
“ Saya itu makan
sehari satu kali jadi setiap hari saya berpuasa”, Jawab Sandra.
Ha ????, “ Maryam terheran-heran”
“Eee.. Sandra,
maaf kami tidak bisa lama-lama berada di sini. Besok Aku, Maryam, dan Lilik
akan main ke sini lagi, kok. Tapi sebelum pulang kami mau bertanya. Mengapa kamu
mencuri sandal?” tanya Ela pelan-pelan takut Sandra tersinggung.
“Aku mencuri
sandal karena Aku igin membeli makankarena dari kemaren Aku belum beli makan
sedangkan uang beasiswa bidikmisiku pun juga belum keluar-keluar. Sandal yang Aku curi akan kujual dan
digantikan nasi,” cerita Sandra sedih. Kini mereka bertiga tahu mengapa Sandra
mencuri sandal. Setelah selesai bertanya mereka pulang ke kamar masing-masing.
Esok harinya…..
“ Teman-teman
kalian mau ikut Aku ke kamar Sandra tidak? Aku ingin memberikan sedikit uang
untuk Sandra agar dia bisa makan sampai beberapa hari saja. Kasihan Sandra,”
ajak Ela. Maryam dan Lilis pun menjawab,
serempak “ OKKK ... Kami ikut Kamu El.”
“Kamu baik juga, akan menyumbangkan uang untuk Sandra. Nanti Aku juga akan membelikan kue kering untuknya agar sewaktu-waktu dia gak punya uang lagi bisa makan kue kering itu untuk mengganjal perutnya,” ucap Lilik.“Aku juga mau bawa uang,” kata Maryam. Dan sepulang kuliah mereka membeli kue kering dan makanan kecil lainnya untuk Sandra. Kemudian mereka menuju kamar Sandra. Tampak sepi sekali kamar Sandra karena teman-teman kamarnya tidak ada di kamar.
“Kamu baik juga, akan menyumbangkan uang untuk Sandra. Nanti Aku juga akan membelikan kue kering untuknya agar sewaktu-waktu dia gak punya uang lagi bisa makan kue kering itu untuk mengganjal perutnya,” ucap Lilik.“Aku juga mau bawa uang,” kata Maryam. Dan sepulang kuliah mereka membeli kue kering dan makanan kecil lainnya untuk Sandra. Kemudian mereka menuju kamar Sandra. Tampak sepi sekali kamar Sandra karena teman-teman kamarnya tidak ada di kamar.
“Assalamualaikum”,
sapa Ela.
“ Walaikumsalam,
Eh kalian !!! Masuk-masuk ”, Jawab Sandra. Mereka pun memberikan makanan yang
mereka beli untuk Sandra. Akhirnya Sandra pun menangis terharu karena setelah
kejadian dia ketahuan mencuri sandal banyak sekali teman yang menjauhinya , Eh
tetapi sebaliknya dengan mereka bertiga yang sangat kepudi kepadanya meskipun
mereka baru saling mengenal dan Sandra jugalah yang sudah mengambil sandal
mereka yang hilang . Tak lupa juga pun mereka memberikan uang kepada Sandra dan
mereka berpesan untuk menggunakan uangnya dengan sebaik-baiknya. Hmmm. Karena
mereka bertiga jurusan manajemen dan akuntansi mereka menawari Sandra untuk
berbisnis agar dia bisa membiayai hidupnya disini. Sandra pun tidak henti-hentinya
mengucapkan terimakasih, meminta maaf dan kepada mereka bertiga tidak akan
mencuri sandal lagi. Dan akhirnya mereka berempat pun menjadi sahabat yang
tidak dapat terpisahkan.
Penulis : Yulia Nailir Rohmah
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi
Semester : Tiga
Kamar : Empat Ponpes Darun Nun BCT
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi
Semester : Tiga
Kamar : Empat Ponpes Darun Nun BCT
0 komentar:
Posting Komentar