By : Izzati Ruba'ie
Syair itu masih selalu terngiang dalam benakku.Ketika
Ustadz Saefuddin,mengajarkan kami kitab Ta’lim Muta’lim waktu kelas 2 Aliyah
dulu.Syair itu menjadi senjata ampuhku menghadapi ayah dan bunda ketika minta
izin untuk kuliah di luar daerah.Aku sangat berharap selepas di Aliyah ,aku
akan kuliah di luar daerah.Sungguh itu salah satu cita-citaku dari dulu,jauh
dari orang tua,hidup mandiri,gak boleh manja lagi,dan tentunya banyak
pengalaman hidup yang pahit maupun manis
yang akan ku rasakan.Aku adalah anak ke tujuh dari delapan bersaudara,dan anak perempuan paling kecil.Pastinya aku sangat manja pada semua kakak-kakakku,dan ayah dan bunda pun selalu mengikuti semua kemauanku.Dan alhamdullillah,prestasiku selalu yang terbaik di kelas,sering kali mengikuti berbagai lomba yang memang aku minati,tentunya ayah dan bunda sangat bahagia,tidak heran beliau selalu memanjakanku.
yang akan ku rasakan.Aku adalah anak ke tujuh dari delapan bersaudara,dan anak perempuan paling kecil.Pastinya aku sangat manja pada semua kakak-kakakku,dan ayah dan bunda pun selalu mengikuti semua kemauanku.Dan alhamdullillah,prestasiku selalu yang terbaik di kelas,sering kali mengikuti berbagai lomba yang memang aku minati,tentunya ayah dan bunda sangat bahagia,tidak heran beliau selalu memanjakanku.
Tiba saatnya aku akan memasuki jenjang kuliah.Segala
persiapan ujian aku persiapkan dengan baik.Ayah dan bunda juga memintaku untuk
ikut bimbingan belajar terbaik di kotaku.Semua permintaan beliau selalu aku
turuti,dulu ketika aku akan naik kelas 2 Aliyah,beliau memintaku untuk
mengambil jurusan IPA,dan itu aku turuti.Padahal sebenarnya dalam hati yang
terdalam,aku sangat membenci pelajaran berhitung,tapi demi beliau berdua,semua
akan ku lakukan.Ayah dan bunda adalah segalanya dalam hidupku.Semua perintah
beliau selalu aku turuti,walau tak sejalan dengan hatiku yang sebenarnya,karena
denga ridha beliau aku akan menjalaninya dengan baik dan mudah dengan bantuan
Allah tentunya.
Ayah dan bunda mengizinkan aku untuk memilih kampus di
luar daerah.Tentunya harus kampus islam dan tinggal di pondok,dan alhamdullah
aku juga setuju.Itupun setelah melewati perdebatan yang sangat panjang,dan aku
mengutarakan syair yang pernah diajarkan Ustadz Saefuddin di pondok dulu,syair
itu adalah syair Imam Syafi’i :
“Orang berilmu
dan beradab tidak akan tinggal di kampung halaman,merantaulah,,,!!!!tinggalkan
negerimu,,,niscaya kau akan mendapatkan ganti dari orang-orang yang kau
tinggalkan.Berlelah-lelahlah menuntut ilmu,manisnya hidup akan kita rasakan
setalah adanya perjuangan”.
Bunda sempat berkaca-kaca memandangku,sedih bahagianya
aku tidak faham,yang pasti beliau kelihatan sangat bangga ketika ku
mengeluarkan syair itu.Akhirnya ayah dan bunda mengizinkan dengan syarat yang
diatas,dan satu lagi permintaan beliau.Mengambil jurusan sains,,,,Oh My
God!!!!!!!.Tapi ketika itu aku mengiyakan,karena aku tak sampai hati akan
berdebat panjang lagi.Beliau sudah menuruti permintaanku,dan akupun memenuhi
permintaan beliau.
Semua berjalan lancar,alhamdulillah aku diterima di
kampus impianku dan jurusan impian ayah dan bunda.Hari keberangkatanku semakin
dekat.Ayah dan bunda semakin memanjakanku dengan segala kemauanku yang selalu
beliau tanyakan padaku.Bunda selalu bilang sebelum masak :”pengen makan apa
sekarang sayang”?????sampai-sampai adikku yang kecil sering cemberut lihat
bunda memperlakukan aku seperti itu.Tapi maklumlah,bentar lagi aku juga akan
meninggalkan rumah.Ayah dan bunda telah mempersiapkan semuanya juga dengan
baik.Malam terakhir dirumah,ayah dan bunda sengaja mengundang teman-teman masa
kecilku dirumah dan teman-teman terdekat dipondok dulu,malam perpisahan katanya
beliau.Sahabat-sahabat baikku datang semua,teman-teman juga datang,kami ngaji
dan doa bersama.Naef ,sahabat kecilku sampai tak mau pulang malam itu,kalau
saja dia cewek,dia akan menginap bersama sahabat cewek yang lain.Tapi
sayang,Naef cowok,heheheheh!!!!!!!.Sahabat dan teman-temanku berpamitan,kami
saling menasehati tuk saling mengingat satu sama lain.Bahwa kita adalah sahabat
dan teman selamanya,walaupun jarak memisahkan kita ,namun hati seorang sahabat
selalu dekat.oh sahabatku semua,kalian semua sahabatku yang baik,aku sayang
kalian.
Pagi ini aku akan meninggalkan Pulau Lombok
tercinta,meninggalkan ayah bunda dan keluarga ,demi sebuah perjuangan menggapai
cita-cita.Ayah dan bunda mengusap kepalaku dengan penuh kasih sayang,juga
memberikan petuah-petuah indah yang harus aku jaga dan amalkan.Bagaimanapun aku
harus siap dengan segala resiko dan tantangan yang ada,karena memang ini adalah
keputusanku untuk berpisah sementara dengan mereka.Beliau berpesan: “Tetaplah
menjadi kebanggan ayah dan bunda,menjadi anak sholehah,yang patuh pada Allah
dan RasulNya,patuh pada agama dan orang tua,tetap jaga akhlak,jaga diri
baik-baik,jaga kesehatan,dan tetap belajar yang rajin,fokus hanya untuk
menuntut ilmu,bukan yang lain”.Aku hanya mengangguk penuh kesedihan,betapa
perpisahan sangat menusuk dalam hati.Walaupun ini hanya sementara ,tapi aku tak
bisa pungkiri,bahwa aku sangat membutuhkan kalian setiap saat.Aku menghapus air
mataku yang jatuh.Aku tak ingin bunda melihat mata ini menangis,tentu akan
membuat beliau akan berat melepaskan aku.Aku akan sangat merindukan kalian
semua.
Hari-hari ku jalani berjalan lancar,semua baik-baik
saja.Aku sudah mulai betah dan terbiasa dengan semua aktivitas baruku
disini.Keluarga juga selalu menghubungiku,dan kini saatnya bahwa aku harus
berusaha berubah menjadi lebih baik.Merubah kebiasaan buruk dirumah dulu,dan
aku ingin mengamalkan syair yang dulu ku sampaikan pada ayah dan bunda,bahwa
aku harus berjuang menuntut ilmu.Dan disinilah kurasakan bahwa hidup ini tak
mudah.Aku hanya seorang pelajar dan tugasku adalah belajar.Itu adalah amanat
orang tua,harus fokus menuntut ilmu,bukan untuk hal yang lain.Semua ku jalani
terasa berat,karena jujur duniaku saat ini bukanlah kemauanku yang
sebenarnya,namun karena ayah dan bunda meminta.Ketika itu aku mulai
bermalas-malasan mengikuti kuliah yang sangat memusingkan,semua tugas yang
diberikan dosen aku tidak mengerjakannya,dan lengkaplah bahwa aku hanya belajar
pelajaran yang aku senangi dan hasilnya aku tak lulus dalam mata kuliah yang
itu adalah jurusanku sendiri.Aku mengecewakan ayah dan bunda,dan aku sangat
takut menerima kenyataan ini bahwa aku sudah berubah.Aku tak lagi membuat ayah
dan bunda bangga,dan aku tak ingin itu terjadi.Aku sangat kesulitan sekali
mengahadapi semua pelajaran yang sungguh sangat tidak menyenangkan,namun
seorang kakak seniorku selalu memberikan semangat dan selalu membantu semua
kesulitanku.Namun,ku kan selalu bertahan demi ayah dan bunda,karena betapa
beliau sangat mengharapkan aku pada jurusan ini.
Hari-hari ku jalani dengan penuh
perjuangan,bagaimanapun aku tak boleh menyerah.Sempat terbayang dalam benakku
akan pindah ke jurusan yang memang aku inginkan.Namun,semua dosenku
melarang,dan teman-temanku juga tak ada yang mendukung,mereka semua akan terus
mempertahankan aku untuk tetap bertahan dalam jurusan ini.Akhirnya,aku
sadar,betapa mereka sangat berharap dan yakin kalau aku pasti bisa.Suatu hari
aku menceritakan semua kegalauan yang telah kuhadapi pada guru Aliyah di
Pondok,dan beliau menasehatiku,bahwa aku harus bertahan,turuti apa keinginan
orang tua,jangan pernah mamatahkan harapan beliau,karena sungguh,Allah akan
mempermudah segalanya,ridha Allah terletak pada ridha orang tua.Sejak itu aku
terus memperbaiki niat,bahwa semuanya harus dijalani dengan penuh keikhlasan
dan kita harus ingat bahwa tidak semua yang kita senangi itu baik dan disenangi
oleh Allah,begitu juga sebaliknya apa yang tidak kita senangi belum tentu juga
gak baik dan tidak disenangi oleh Allah,boleh jadi apa yang kalian senangi itu
tidak baik bagi kalian dan boleh jadi apa yang kalian tidak senangi itu baik
bagi kalian.Itu yang selalu terngiang dalam benakku,dan segera ku tancapkan
kembali bahwa perjuangan tak boleh putus,syair yang dulu membakar semangatku
untuk meninggalkan kampung halaman juga harus benar-benar diamalkan.Manisnya
kehidupan akan kita rasakan setelah melewati sebuah perjuangan.Dan kini ku
rasakan hari-hari ini menjadi lebih indah dengan penuh syukur bahwa Allah masih
memberikan kesempatan untuk memperbaiki semuanya dan tidak mempupuskan harapan
ayah dan bunda dirumah.
“Gapailah
cita-cita kalian setinggi bintang di langit,berusahalah dengan penuh usaha dan
doa,jadikan dirimu rendah hati walau sudah mempunyai segalanya,kebahagiaan
hakiki bukanlah karena materi yang kita punya,namun kebahagiaan hakiki hanya
bisa dirasakan ketika kita mampu bersyukur pada apa yang ada,apa yang Allah
berikan pada kita”.Pesan Pak Kiai diPondokku dulu,beliau datang dalam
mimpiku,betapa ku sangat bersyukur bahwa masih banyak orang yang sangat peduli
dan sayang padaku.Aku menitikkan air mata,,,,,Ya Robb,,,,syukur hamba atas
segala nikmat yang indah ini.
0 komentar:
Posting Komentar