Suasana di kelas 2 IPA terlihat begitu antusias
pagi itu. Kepala sekolah kami tak biasanya pagi-pagi datang ke kelas. Ternyata
beliau akan mengumumkan agenda lomba yang akan dilaksanakan di kantor Bupati
Lombok Barat. Kami pun mendengarkan dengan seksama. Diantara lomba yang akan
kami ikuti antara lain, Lomba debat, Lomba pidato bahasa Arab dan Inggris,
Lomba baca kitab, Lomba kaligrafi, dan lomba menulis cerpen. Beberapa dari
teman kami sudah bersorak kegirangan karena akan mengikuti lomba tersebut,
ternyata kata Bapak kepala sekolah, semuanya akan diseleksi oleh Ustadz dan Ustadzah
kami, karena acara ini akan mengundang semua pondok pesantren di Lombok Barat.
Dua hari setelah pengumuman itu,loloslah
beberapa nama yang akan maju mewakili sekolah kami di acara lomba nanti. Dan
ternyata tanpa terduga , aku masuk dalam
lomba cerpen. Padahal kemarin aku ingin
mengikuti lomba pidato Bahasa Arab dan aku sudah ikut tes dalam lomba tersebut,
ternyata aku harus ikut lomba menulis cerpen. Hari itu
juga aku menghadap Bapak kepala sekolah
untuk menanyakan hal ini, dan beliau menjawab bahwa aku harus mengikuti lomba menulis cerpen , lomba pidato Bahasa Arab akan diikuti oleh
temanku namanya Abdiyah Addhoifah.
Mulailah teman-teman dilatih dan mempersiapkan
segala yang akan ditampilkan pada saat lomba nanti. Sedangkan aku hanya duduk
di depan Komputer, belajar merangkai kata yang tida pernah saya bayangkan
selama ini. Baru kali ini mengikuti lomba menulis dan tak pernah berpengalaman dalam
hal ini. Biasanya aku selalu mengikuti lomba pidato karena aku sangat senang tampil didepan. Namun entah
kenapa, kepala sekolah dan guru guru memutuskan bahwa harus mengikutinya.
Akhirnya dengan tekad yang kuat walaupun belum bisa apa-apa aku mulai mencobanya.
Setiap hari, aku selalu bertanya kepada guru kami guru Bahasa
Indonesia, Ustadz Nuruddin, beliau dengan sabar selalu menjawab pertanyaanku
dan memberikan masukan tentang cerpen yang akan aku buat nanti. Ternyata tema-nya
belum ditentukan dan akan diberikan tema-nya setelah diundi di Kantor Bupati
nantinya. Tapi beliau selalu memberikan semangat bahwa aku pasti bisa
menyelesaikan tulisan cerpenku nanti.
Seminggu telah berlalu dengan
mempersiapkan segala yang harus kami siapkan. Guru kami begitu mendukung segala
sesuatunya agar kami bisa tampil yang terbaik. Beliau selalu mendukung bahwa
semua guru selalu mendoakan untuk kebaikan kami semua.Hari itu kami berangkat
ke Kantor Bupati Lombok Barat.Semua teman-teman sudah siap dan optimis akan memberikan
penampilan terbaik,begitupun aku. Harus memberikan karya terbaik nantinya.Waktu
yang diberikan adalah 12 jam untuk menulis cerpen remaja yang bertemakan
pendidikan dan karya anak bangsa. Semua teman-teman telah berpisah menuju
ruangan lomba masing-masing. Rungan lomba menulis cerpen di aula yang sangat luas dan dipenuhi oleh
peserta lainnya dari berbagai sekolah.hari itu kali pertama dalam hidupku
menulis sebuah cerpen dengan penuh semangat. Dengan memantapkan hati dan
menyebut namaNya, berkarya sebaik mungkin untuk sekolah tercinta.
Akhirnya selesailah waktu yang diberikan dan
semua peserta di persilahkan untuk istirahat untuk sholat dan makan siang.
Diluar ruangan, guru kami telah menunggu kami tuk berkumpul bersama teman-teman
yang lain. Seminggu lagi kami akan diminta berkumpul kembali disini untuk
mengikuti acara penutupan lomba yang diikuti dengan pengumuman lomba dan
pemberian hadiah. setelah sholat dan makan siang,kamipun bergegas kembali ke
sekolah.
Tak
pernah terbayangkan bahwa saya berdiri diantara para juara yang lain.
Ternyata saya lolos dan menempati juara 2. Tak terasa Pak Bupati sedang
mengusap kepalaku memberikan piala. Jujur, saya tak pernah terbayang apa-apa
karena memang bukan keinginan saya yang pertama, namun Bapak kepala skeolah
yang menetukan bahwa saya harus mengikutinya. Padahal saya rasa,masih banyak
peserta lain yang jauh lebih indah karyanya. Saya sempat minder kemarin karena
baru pertama kali mengikuti lomba menulis, tapi karena semua mendukung,
akhirnya saya mantap memulainya.
Setiba disekolah.semua guru-guru tersenyum
bahagia menyambutku. Ku lihat Abuya duduk di sofa pojok kantor, beliau
tersenyum indah dan menyejukkan sekali. Beliau melambaikan tangan isyarat untuk
menemui beliau, akupun menghampiri beliau, duduk di samping beliau. Sambil
mengusap kepalaku, beliau berkata, Barokallah Nak, semoga Allah selalu
menyayangimu, terkadang apa yang tidak kita suka ternyata itu yang baik
menurutNya, jangan pernah menyerah walau terkadang itu sangat sulit, cukup
sabarkan dirimu, insyaallah semuanya kan baik-baik saja.
Kau tahu, hal terindah yang ku rasakan adalah
bisa merasakan lembutnya tangan beliau mengusap kepalaku. Hal terindah adalah
betapa tulus cinta kasih sayang beliau
terhadap kami. Hal terindah adalah selalu bisa melihat beliau tersenyum dengan
selalu taat dengan apa yang beliau inginkan. Setiap nasihat beliau adalah suatu
kekuatan luar biasa dalam jiwa ini. Semoga terus mengalir sampai kapanpun.
Abuya, maafkan nanda jika banyak membuat luka di hati Buya.
Itulah awal mengapa ku suka menulis. Walau
tulisan itu tak indah sekalipun. Walau tulisan itu tak bermakna sekalipun.
Walau tulisan itu tak terbaca siapapun. Walau tulisan itu tak pernah di lirik
sekalipun. Namun, yang kurasakan ketika menulis adalah sebuah kekuatan luar
biasa, sebuah kepuasan yang tak ternilai, betapa Allah sungguh menyayangi ku
dengan segala nikmatNya.
By :
Izzati Ruba’ie
Saat
ini dan seterusnya adalah hanya ingin melihatmu tersenyum, bahagia ,Abi.
0 komentar:
Posting Komentar